Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Spermwhale Muara Gembong dan Pilot Whale Sabu, Whats Next?

Gambar
Beberapa waktu kemarin, ya'll pasti mengetahui informasi tentang adanya mamalia laut yang terdampar di pantai Indonesia. Dua kasus paling heboh adalah terdamparnya paus di Muara Gembong, Kab. Bekasi dan Sabu, Nusa Tenggara Timur. Sekedar mengingatkan, Paus yang terdampar di Muara Gembong pada 29 Juli 2012 adalah jenis Spermwhale yang menurut para ahli berjenis kelamin jantan. Tipikal Spermwhale jantan dewasa hidup dengan soliter, sehingga hanya ditemukan 1 ekor saja saat itu. Sedangkan fenomena mencengangkan terjadi di Sabu, Nusa Tenggara Timur yaitu terdamparnya jenis Pilot Whale sebanyak 49 ekor. Fenomena terdamparnya ikan paus di Sabu memang menghebohkan. Bagaimana bisa dalam satu periode terdampar ikan paus sebanyak 49 ekor. Bahkan menurut informasi dari tenaga ahli dari LIPI (Sekar Mira) dalam presentasi penyusunan panduan penanganan mamalia terdampar di Jakarta, 4 ekor diantaranya hamil!!! Lebih lanjut Mira menjelaskan bahwa tim LIPI diturunkan dalam 2 kejadian mamalia terd

Tradisi, Adat, dan Warisan Turun Temurun Terkait Penangkapan Ikan di Indonesia

Setiap daerah di Indonesia memiliki adat dan kepercayaan sendiri terkait dengan proses penangkapan ikan. Biasanya unik dan memiliki ciri khas sendiri. Keunikan dan kekhasan tersebut yang menjadi identitas dari masing-masing daerah, terutama karena perbedaannya. Perbedaan ciri khas tersebut muncul karena beberapa sebab diantaranya latar belakang agama, adat istiadat, dan warisan turun-temurun dari nenek moyang.   Agama merupakan salah satu faktor kuat yang men-driven suatu tatanan yang ada di dalam masyarakat. Tuntunan agama meresap hingga ke setiap sendi-sendi kehidupan bermasyarakat. Ini merupakan nilai yang menjadi landasan dari norma. Lalu, apa hubungan nilai ini dengan ke-khasan suatu daerah dalam kaitannya dengan penangkapan ikan? Yap, pengaruh agama memiliki peran yang besar dalam tata cara penangkapan ikan di beberapa daerah di Indonesia. Di dalam agama Islam, hari Jumat merupakan hari suci dimana umat muslim terutama pria melaksanakan ibadah sholat Jumat. Oleh karena itula

Alat Tangkap Ikan Suku Bajo yang Telah Punah

Gambar
Wakatobi selain terkenal dengan keindahan alam lautnya, juga identik dengan keberadaan suku Bajo. Dari empat pulau besar di Wakatobi hanya Pulau Binongko saja yang tidak dihuni oleh suku Bajo selain tiga pulau besar lainnya (Wanci, Kaledupa, dan Tomia). Suku Bajo terkenal dengan keahliannya dalam mengarungi ombak menjelajah samudera. Di Wakatobi sendiri, Suku Bajo diketahui bermukim pertama kali di Pulau Kaledupa, tepatnya di daerah Mantigola. Dalam perkembangan kedepannya, Suku Bajo mencari lokasi-lokasi baru yang dianggap strategis untuk mencari tempat tinggal, salah satunya di Desa Sama Bahari. Selain terkenal dengan keahlian dalam menjelajah samudera, nelayan Suku Bajo juga terkenal ahli menangkap ikan. Sebelum mengenal modernisasi penangkapan ikan, Suku Bajo menggunakan beberapa alat tangkap konvensional yang ramah lingkungan. Alat-alat tersebut selain untuk menangkap ikan juga digunakan untuk aktivitas sehari-hari, misalnya sampan kaloko. Setelah datangnya era modernisasi alat